Senin, 24 Desember 2012

waktu yang di haramkan untuk sholat


sahabat ,, ternyata ada waktu - waktu yang diharamkan untuk sholat ....,
berikut adalah waktu yang diharamkan untuk sholat ,, kalau kita melaksanakan sholat di waktu ini bukannya mendapat pahala malah mendapat dosa , a'uzubillahiminzalik .

1. solat setelah sholat asar ,, sahabat setelah sholat asar tidak ada sholat lagi .
2. sholat setelah sholat subuh .
3.sholat pada waktu istiwak atau pada saat matahari berada tepat di atas kepala kita
4. sholat  pada saat matahari baru terbit karena bisa dikatakan kita sholat menyembah matahari.
5. sholat pada saat tenggelamnya matahari.

demikian sahabat apabila artikel ini saya tulis ,, apabila ada kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf yang sebanyak-banyaknya , JAZAKUMULLOH .

Sabtu, 22 Desember 2012

HUKUM BACAAN DALAM AL-QUR'AN

DALAM ILMU TAJWID TERDAPAT HUKUM BACAAN YANG SERING KALI KITA LALAI
YAITU :

1.IDHAR
2.IDHOM BIHGUNAH
3.IDHOM BILAGHUNAH
4.IKLAB
5.IHKFA
6.QOLQOLAH

1. IDHAR
                   yaitu apabila huruf hijaiyah 28 bertemu dengan salah satu huruf idhar maka di baca jelas
huruf idhar ada 6 yaitu :\
hamzah ,HA , kha , ngain , ghoin ,kho.

2. IDHOM BIGHUNAH
                    yaitu apabila huruf hijaiyah 28 bertemu dengan salah satu huruf  idgom bighunah maka dibaca mendengung ,, huruf idhom bighunah ada 4 yaitu :
ya , mim ,nun wawu 

3. IDHOM BILAHUNAH
                   huruf idhom bilaghunah ada 2 yaitu
lam , ro 

4. IKLAB
                  yaitu apabila huruf hijaiyah 28 bertemu dengan huruf iklab maka di baca mim
huruf iklab ada 1 yaitu    BA

5. IKHFA
                 yaitu apabila huruf hijaiyah 28 bertemu dengan salah satu huruf ikhfa maka dibaca mendengung

huruf ikhfa ada 15 yaitu :  JIM , KAF ,QOF,THO,DHO,............

6. QOLQOLAH
                yaitu apabila huruf hijaiyah 28 yang didepannya terdapat huruf qolqolah yang di sukun maka dibaca memantul

huruf QOLOQOLAH ada 5 yaitu : QOF , THO , BA , ZAL , JIM


"demikian artikel saya buat semoga bermanfaat bagi semua , maaf kalau masih banyak kekurangan dimana-dimana JAZAKUMULLOH ............"

Jumat, 21 Desember 2012

keistimewaan SHOLAT TAHAJUD


Hai orang yang berselimut (Muhammad),bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikitatau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzammil:1-4)Ayat-ayat tersebut diatas adalah merupakan perintah bagi Rasulullah saw untuk selalu bertahajjud. Sedangkan bagi umatnya, shalat tahajud adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan/ ditekankan (Sunnah muakkadah). Sehingga sungguh sebisa mungkin seorang muslim untuk dapat melakukan shalat tahajjud secara rutin. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat di waktu tengah malam.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1163 (203)), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu.]Rosululloh SAW menganjurkan, agar setiap umat muslim selalu melakukan sholat tahajud pada setiap malam. Adapun waktu yang paling utama melakukan sholat tahajud adalah sepertiga malam. Shalat tahajjud memiliki manfaat yang luar biasa baik bagi jiwa maupun raga. Keistimewaan yang paling utama adalah diangkatnya derajat manusia yang selalu menjalankan sholat tahajud secara istiqomah ke maqom mahmudah.Keistimewaan Shalat TahajjudSebaik-baiknya shalat setelah shalat fardhu adalah shalat tahajjud. Shalat Tahajjud merupakan kebiasaan orang yang shalih, dan merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkan dosa dan juga menghapuskan keasalahan. Shalat malam atau tahajjud adalah wasiat yang pertama kali Rasulullah saw sampaikan kepada penduduk Madinah ketika beliau memasukinya.Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam (wafat th. 136 H) rahimahullaah bahwa ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu melakukan shalat malam dalam waktu yang cukup lama hingga di akhir malam beliau membangunkan keluarganya untuk melakukan shalat. Beliau berkata, “Shalatlah kalian! Shalatlah kalian!” Kemudian beliau membaca ayat berikut: "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.' [Thaahaa: 132]” [9]Shalat Tahajjud dan KesehatanSelain berbagai keistimewaan diatas, para ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian yang menyimpulkan bahwa shalat tahajud juga sangat baik bagi kesehatan manusia. Beberapa manfaat tahajjud seperti;
  1. salat tahajjud sangat efektif membangun sistem kekebalan (imunologi) dan keseimbangan (homoeostatis) tubuh.
  1. mereka yang menjalankan Shalat malam akan menghadapi hidup secara realistis dan optimis serta tetap bersikap konstruktif.
  1. Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit punggung pada usia tua.


Read more: http://islamwiki.blogspot.com/2012/07/kedahsyatan-shalat-malam-tahajud.html#ixzz2FkETESM9 

akhirnya ku tau ....

pada suatu pagi seorang santri bertanya kepada seorang narasumber :


santri : assamualaikum wr. wb

narasumber : wangalaikum salam ada apa dek  ?

santri : begini saya mau tanya ....
             sekarang kan banyak laptop yang ada alquran digitalnya ,, lha itu bagaimana cara memegangnya apakah ita harus wudu terlebih dahulu atau bagaimana ?/ jelaskan pak !

narasumber : begini nak , sebenarnya itu merupakan kemajuan ilmu teknologi yang tujuannya adalah memudahkan umat islam , kita tidak perlu berwudlu asalkan kita tidk menyentuh layarnya yang ada tulisan al-qurannya  ,,  kita hanya menyentuh keyboardnya saja tidak menyentuh secara langsung  , jadi kita tidak perlu berwudlu . gitu dek ..

santri : kalau begitu terimakasih pak ,, terimakasih atas waktunya . wasalamualaikum wr. wb
narasumber : ea dek sama-sama . wangalaikum salam

Senin, 17 Desember 2012

adab masuk kamar mandi/WC

sahabat ternyata hal-hal yang ada disekitar kita , yang kita anggap remeh tetapi itu adalah hal penting ,,, misalnya saja kamar mandi / WC .

dalam ilmu fikih di terangkan bahwa di dalam kamar mandi /WC terdapat syetan laki-laki & perempuan yang menggoda kita saat kita berada di dalam kamar mandi /WC hal tersebut menyebabkan rasa nyaman apabila kita berada di dalam kamar mandi/WC.

            dalam ilmu fikih pun diterangkan tentang tata cara masuk / pada saat kita berada di dalam kamar mandi/WC ,, berikut adalah caranya :

1. masuk menggunakan kaki KIRI dan membaca do'a masuk WC
           do'a nya seperti ini sahabat :

"BISMILLAHI ALLOHUMA INNI A'UZUBIKA MINAL HUBUTSI WAL KHOBAITS"

2. di dalam kamar mandi usahakan sahabt jangan berbicara dengan anggota keluarga ataupun bernyanyi .

3. usahakan tidak usah berlama-lama di dalam kamar mandi/WC , karena syetan akan membuat perassaan ita menjadi nyaman di dalam kamar mandi maka dari itu kita dianjurkan membaca do'a diatas.

4. usahakan sahabat menggunakan sandal / alas kaki lainya dan menggunakan penutup kepala ,, sebab apa karena di dalam kamar mandi terdapat banyak sekali billahi yang sewaktu dapat menimpa kita saat di dalam kamar mandi.

5. keluar menggunakan kaki KANAN dan membaca do'a keluar WC
                do'a adalah seperti ini sahabat :

" ALHAMDULILLAH HI AZHABA 'ANIL AZA WA'AFANI "

sekian dari saya semoga artikel ini bermanfaat bagi sahabat
JAZAKUMULLOH , Wasalamualaikum Wr. Wb.

Minggu, 16 Desember 2012

untuk SANTRI , oleh SANTRI , dari SANTRI

16 december ,2012
 
RUMAH TAHFIDZ HIDAYATUL QUR'AN BANJARSARI

untuk menghilangkan rasa penat para santri setelah menghadapi tes semester 1 , para pengurus mengadakan lomba yang sederhana tapi penuh makna ,,

lomba yang menentukan para santri ,, jadi apapun yang terjadi panitia tidak ikut campur dalam menentukan jenis lomba , PANITIA  hanya menyiapkan peralatan yang di butuhkan dalam lomba .


  para santri sepakat untuk melaksanakan 4 lomba yaitu :
1. balap gapyak (sandal dari kayu)
2. pecah air
3. balap kelereng
4. kata bermakna


segala persiapan dilakukan 2 hari  sebelum lomba dilaksanakan mulai dari pembuatan gapyak , membeli plastik untuk pecah air , kertas untuk menulis kata bermakna .,,
untuk anggaran para santri sepakaat untuk iuran sebesar Rp 2000,- , dan hasilnya kita manfaatkan untuk membeli peralatan dan hadiah ,.,,

hari ini lomba ini dilaksanakan ,, alhamdulillah kegiatan  berjalan lancar tanpa halangan suatu apapun . semua santri pun senang dengan kegiatan lomba ini meskipun tidak menarik tapi syukurlah banyak santri yang mengikutinya,, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan semangat para santri untuk menghafalkan ayat-ayat alloh swt & kepenatan setelah TES semester 1.

Kamis, 13 Desember 2012

betapa istimewanya 10 muharam itu !!


Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : ” Barangsiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan Barangsiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Dan Barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.”
Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : ” Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?”. Maka berkata Rasulullah S.A.W : ” Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir’aun pada hari Aasyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura !”

Sabtu, 08 Desember 2012

sholat JUMAT

sholat jum'at adalah salat dua rokaat yang di dahului oleh dua khutbah , yang dilakukan waktu sholat dhuhur pada hari jumat. rosulluh bersabda bahwa hari jumat adalah penghulu segala hari ( sayyidul ayyam) .

pengertian khutbah :
khutbah adalah pidato yang isinya berupa nasihat untul berbuat baik , orang yang membacanya disebut khotib . pada saat khotbah bicakan jamaah harus diam , apabila ada yang berbicara meskipun satu kata maka rusaklah salat jumat orang tersebut.

hukum sholat jumat :
hukum sholat jumat adalah fardu 'ain artinya wajib bagi setiap laki-laki dewasa yang beragama islam . apabila telah datang salat jumat kita wajib meninggalkan pekerjaan dan segera melaksanakan salat jumat .

rasululloh saw. memberikan kemudahan kepada empat golongan untuk tidak mengerjakan salat jumat berjammah di masjid . keempat golongan tersebut adalah hamba sahaya, wanita , anak kecil dan sakit.

syarat wajib salat jumat :
1. beragama islam
2. balig ( dewasa )
3. berakal sehat
4. merdeka

syarat sah salat jumat :
1. salat jumat diadakan di tempat yang penduduknya menetap
2. dilaksanakan secara berjamaah jumlah orang yang jamah paling sedikit 40 orang
3. dikerjakan pada waktu duhur
4. didahului oleh dua khotbah

waktu sholat jumat
waktu sholat jumat sama dengan waktu sholat duhur , yaitu kira-kira pukul 12.00WIB . atau ketika matahari mulai condong ke barat .

DEMIKIAN ARTIKEL INI SAYA BUAT SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA ,,
AMIN !!!



Selasa, 27 November 2012

KEHEBATAN KITAB SAFINATUNNAJAH


Biografi Penulis
Penulis kitab safinatunnajah adalah seorang ulama besar yang sangat terkemuka yaitu Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al hadhrami. Beliau adalah seorang ahli fiqh dan tasawwuf yang bermadzhab Syafi'i. Selain itu, beliau adalah seorang pendidik yang dikenal sangat ikhlas dan penyabar, seorang qodhi yang adil dan zuhud kepada dunia, bahkan beliau juga seorang politikus dan pengamat militer negara-­negara Islam. Beliau dilahirkan di desa Dziasbuh, yaitu sebuah desa di daerahHadramaut, Yaman, yang dikenal sebagai pusat lahirnya para ulama besar dalam berbagai bidang ilmu ke­agamaan.
Sebagaimana para ulama besar lainnya, Syekh Salim me­mulai pendidikannya dengan bidang Al-Qur'an di bawah peng­awasan ayahandanya yang juga merupakan ulama besar, yaitu Syekh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair. Dalam waktu yang singkat Syekh Salim mampu menyelesaikan belajarnya dalam bidang Al-Qur'an tersebut, bahkan beliau meraih hasil yang baik dan prestasi yang tinggi. Beliau juga mempelajari bidang­-bidang lainnya seperti halnya ilmu bahasa arab, ilmu fiqih, ilmu ushul, ilmu tafsir, ilmu tasawuf, dan ilmu taktik militer Islam. Ilmu-ilmu tersebut beliau pelajari dari para ulama besar yang sangat terkemuka pada abad ke-13 H di daerah Hadhramaut, Yaman. Tercatat di antara nama-nama gurunya adalah:
  1. Syekh Abdullah bin Sa'ad bin Sumair
  2. Syekh Abdullah bin Ahmad Basudan
Setelah mendalami berbagai ilmu agama, di hadapan para ulama dan para gurunya yang terkemuka, beliau memulai langkah dakwahnya dengan berprofesi sebagai Syekh Al Qur'an. Di desanya, pagi dan sore, tak henti-hentinya beliau mengajar para santrinya dan karena keikhlasan serta kesa­barannya, maka beliau berhasil mencetak para ulama ahli Al-Qur'an di zamannya. Beberapa tahun berikutnya para santri semakin bertambah banyak, mereka berdatangan dari luar kota dan daerah-daerah yang jauh sehingga beliau merasa perlu untuk menambah bidang-bidang ilmu yang hendak diajar­kannya seperti: ilmu bahasa arab, ilmu fiqih, ilmu ushul, ilmu tafsir, ilmu tasawuf, dan ilmu taktik militer Islam. Syekh Salim telah berhasil mencetak para ulama yang terkemuka di zamannya, tercatat di antara mereka adalah:
  1. Habib Abdullah bin Toha Al-Haddar Al-Haddad.
  2. Syekh Al Faqih Ali bin Umar Baghuzah.
Selain sebagai seorang pendidik yang hebat, Syekh Salim juga seorang pengamat politik Islam yang sangat disegani, beliau banyak memiliki gagasan dan sumbangan pemikiran yang menjembatani persatuan umat Islam dan membangkitkan mereka dari ketertinggalan. Di samping itu beliau juga banyak memberikan dorongan kepada umat Islam agar melawan para penjajah yang ingin merebut daerah-daerah Islam.
Pada suatu ketika Syekh Salim diminta oleh kerajaan Kasiriyyah yang terletak di daerah Yaman agar membeli per­alatan perang tercanggih pada saat itu, maka beliau berangkat ke Singapura dan India untuk keperluan tersebut. Pekerjaan beliau ini dinilai sangat sukses oleh pihak kerajaan yang kemudian mengangkat beliau sebagai staf ahli dalam bidang militer kerajaan. Dalam masa pengabdiannya kepada umat melalui jalur birokrasi beliau tidak terpengaruh dengan cara­-cara dan unsur kedholiman yang merajalela di kalangan me­reka, bahkan beliau banyak memberikan nasehat, kecaman dan kritikan yang konstruktif kepada mereka.
Pada tahun-tahun berikutnya Syekh Salim diangkat men­jadi penasehat khusus Sultan Abdullah bin Muhsin. Sultan tersebut pada awalnya sangat patuh dan tunduk dengan segala saran, arahan dan nasehat beliau. Namun sayang, pada tahun­-tahun berikutnya ia tidak lagi menuruti saran dan nasehat beliau, bahkan cenderung meremehkan dan menghina, kon­disi tersebut semakin memburuk karena tidak ada pihak-pihak yang mampu mendamaikan keduanya, sehingga pada puncaknya hal itu menyebabkan keretakan hubungan antara keduanya. Dengan kejadian tersebut, apalagi melihat sikap sultan yang tidak sportif, maka Syekh Salim memutuskan untuk pergi meninggalkan Yaman. Dalam situasi yang kurang kondusif akhirnya beliau meninggalkan kerajaan Kasiriyyah dan hijrah menuju India. Periode ini tidak jelas berapa lama beliau berada di India, karena dalam waktu berikutnya, beliau hijrah ke negara Indonesia, tepatnya di Batavia atau Jakarta.
Sebagai seorang ulama terpandang yang segala tindakan­nya menjadi perhatian para pengikutnya, maka perpindahan Syekh Salim ke pulau Jawa tersebar secara luas dengan cepat, mereka datang berduyun-duyun kepada Syekh Salim untuk menimba ilmu atau meminta do'a darinya. Melihat hal itu maka Syekh Salim mendirikan berbagai majlis ilmu dan majlis dakwah, hampir dalam setiap hari beliau menghadiri majlis-­majlis tersebut, sehingga akhirnya semakin menguatkan posisi beliau di Batavia, pada masa itu. Syekh Salim bin Sumair dikenal sangat tegas di dalam mempertahankan kebenaran, apa pun resiko yang harus diha­dapinya. Beliau juga tidak menyukai jika para ulama mende­kat, bergaul, apalagi menjadi budak para pejabat. Seringkali beliau memberi nasihat dan kritikan tajam kepada para ulama dan para kiai yang gemar mondar-mandir kepada para pejabat pemerintah Belanda. Martin van Bruinessen dalam tulisan­nya tentang kitab kuning (tidak semua tulisannya kita sepakati) juga sempat memberikan komentar yang menarik terhadap tokoh kita ini.
Dalam beberapa alenia dia menceritakan per­bedaan pandangan dan pendirian yang terjadi antara dua orang ulama besar, yaitu Sayyid Usman bin Yahya dan Syekh Salim bin Sumair yang telah menjadi perdebatan di kalangan umum. Pada saat itu, tampaknya Syekh Salim kurang setuju dengan pendirian Sayyid Usman bin Yahya yang loyal kepada pemerintah kolonial Belanda. Sayyid Usman bin Yahya sendiri pada waktu itu, sebagai Mufti Batavia yang diangkat dan disetujui oleh kolonial Belanda, sedang berusaha menjem­batani jurang pemisah antara `Alawiyyin (Habaib) dengan pemerintah Belanda, sehingga beliau merasa perlu untuk mengambil hati para pejabatnya.
Oleh karena itu, beliau mem­berikan fatwa-fatwa hukum yang seakan-akan mendukung program dan rencana mereka. Hal itulah yang kemudian menyebabkan Syekh Salim terlibat dalam polemik panjang dengan Sayyid Usman yang beliau anggap tidak konsisten di dalam mempertahankan kebenaran. Entah bagaimana penye­lesaian yang terjadi pada waktu itu, yang jelas cerita tersebut cukup kuat untuk menggambarkan kepada kita tentang sikap dan pendirian Syekh Salim bin Sumair yang sangat anti de­ngan pemerintahan yang dholim, apalagi para penjajah dari kaum kuffar.
Walaupun Syekh Salim seorang yang sangat sibuk dalam berbagai kegiatan dan jabatan, namun beliau adalah seorang yang sangat banyak berdzikir kepada Allah SWT dan juga dikenal sebagai orang yang ahli membaca Al Qur'an. Salah satu temannya yaitu Syekh Ahmad Al-Hadhrawi dari Mekkah mengatakan: "Aku pernah melihat dan mendengar Syekh Salim menghatamkan Al Qur'an hanya dalam keadaan Thawaf di Ka'bah". Syekh Salim meninggal dunia di Batavia pada tahun 1271 H (1855 M).

Sekilas Tentang Kitab Safinah
Kitab Safinah memiliki nama lengkap "Safinatun Najah Fiima Yajibu `ala Abdi Ii Maulah" (perahu keselamatan di dalam mempelajari kewajiban seorang hamba kepada Tu­hannya). Kitab ini walaupun kecil bentuknya akan tetapi sa­ngatlah besar manfaatnya. Di setiap kampung, kota dan negara hampir semua orang mempelajari dan bahkan menghafalkan­nya, baik secara individu maupun kolektif. Di berbagai negara, kitab ini dapat diperoleh dengan mudah di berbagai lembaga pendidikan. Karena baik para santri maupun para ulama sangatlah gemar mempelajarinya dengan teliti dan seksama.Hal ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:
  • Kitab ini mencakup pokok-pokok agama secara ter­padu, lengkap dan utuh, dimulai dengan bab dasar­dasar syari'at, kemudian bab bersuci, bab shalat, bab zakat, bab puasa dan bab haji yang ditambahkan oleh para ulama lainnya.
  • Kitab ini disajikan dengan bahasa yang mudah, susunan yang ringan dan redaksi yang gampang untuk dipahami serta dihafal. Seseorang yang serius dan memiliki ke­mauan tinggi akan mampu menghafalkan seluruh isinya hanya dalam masa dua atau tiga bulan atau mungkin lebih cepat.
  • Kitab ini ditulis oleh seorang ulama yang terkemuka dalam berbagai bidang ilmu keagamaan, terutama fiqh dan tasawwuf. Yang sangat menarik, orang lebih menge­nal nama kitabnya dari pada nama penulisnya. Hal yang demikian itu mungkin saja berkat keikhlasan dan ke­tulusan penulis.
  • Kitab ini menjadi acuan para ulama dalam memberikan pengetahuan dasar agama bagi para pemula. Di Hadramaut Yaman, Madinah, Mekkah dan kota lainnya,para ulama me
  • Kitab ini membicarakan hal-hal yang selalu menjadi ke­butuhan seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari, sehingga semua orang merasa perlu untuk mempelajari­nya.
  • Kitab Safinah ini dengan izin Allah SWT. dan atas kehendak-Nya telah tersebar secara luas di kalangan para pecinta ilmu fiqih terutama yang menganut Madzhab Imam Syafi'i ra. Kitab ini dikenal di berbagai negara baik Arab maupun Ajam seperti Yaman, Mekkah, Madinah, Jeddah, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Kenya, Zanjibar, dan di berbagai belahan negara-negara Afrika.Namun demikian perhatian yang paling besar terhadap kitab ini telah diberikan oleh para ulama dan pecinta ilmu, yang hidup di semenanjung Melayu termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara-negara lainnya.
  • Kitab ini juga telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing seperti Indonesia, Melayu, Sunda, India, Cina, dan lainnya.
Dengan perhatian khusus dan antusias tinggi para ulama telah berkhidmah (mengabdi) kepada kitab Safinah sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka masing-masing. Banyak di antara mereka yang menulis syarah (buku pen­jelasan) kitab Safinah, di antara nama-nama kitab tersebut adalah:
  • Kitab Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja (menyingkap tabir kegelapan dengan syarah kitab safinah). Kitab syarah ini adalah yang terbesar dan terluas dari yang lainnya, dipenuhi dengan masalah-masalah fiqih yang pokok dan mendasar. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama dari Jawa Barat yaitu Syekh Nawawi Banten. Beliau dilahirkan pada tahun 1230 H (1815M) dan berangkat ke Mekkah untuk mencari ilmu ketika masih kecil. Setelah mendalami ilmu agama, di kota suci Mekkah, beliau juga belajar dari para ulama di kota suci Madinah, Syiria, dan Mesir. Beliau mengajar di Masjidil Haram Mekkah selama puluhan tahun sampai meninggal dunia pada tahun 1314 H (1897 M)
  • Kitab Durrotu Tsaminah Hasyiyah ala Safinah (Permata yang mahal dalam keterangan safinah). Kitab ini sangat penting untuk dimiliki oleh para pecinta ilmu, karena dilengkapi dengan dalil-dalil yang bersumber dari Al­Qur'an dan Hadis Nabi saw. Kitab ini ditulis oleh Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Hadrawi, seorang ulama dari Mekkah. Kitab ini ditulis pada awalnya di kota Musowwi' Ethiopia, atas petunjuk gurunya yaitu Syekh Muhammad Asy-Syadzili Maroko dan diselesai­kan di kota Thaif. Penulis syarah ini dilahirkan di Iskandariah Mesir pada tahun 1252 H (1837 M) dan me­ninggal dunia di Mekkah pada tahun 1327 H (1909 M).
  • Kitab Nailur Raja Syarah Safinah Naja (Meraih harapan dengan syarah safinah), Syarah ini sangat dipenuhi de­ngan ilmu, hampir menjadi kebutuhan setiap pengajar yang akan menerangkan kitab Safinah. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama besar dari Hadramaut Yaman, yaitu Sayyid Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syatiri. Beliau dilahirkan di kota Tarim Hadramaut pada tahun 1312 H (1895 M), dan di sana pula beliau mempelajari ilmu agama sehingga tumbuh berkembang menjadi ulama yang terkemuka. Beliau sangat dicintai gurunya yaituSyaikhul IslamSayyid Abdullah bin Umar Asy-Syatiri, ulama besar di zamannya. Penulis syarah ini meninggal dunia pada usia yang masih muda, yaitu sebelum beliau berumur 50 tahun.
  • Kitab Nasiimul Hayah Syarah Safinall Najah. Syarah ini hampir sama dengan syarah yang ditulis oleh Syekh Nawawi Banten, tetapi memiliki tambahan dengan ba­nyaknya dalil dan perincian yang teliti. Kitab ini ditulis oleh Syekh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok Bukair, seorang ulama kenamaan yang ahli dalam bidang fiqih di Hadramaut Yaman. Beliau di­lahirkan di desa Ghail Bawazir tahun 1314 H (1897 M). Sejak kecil beliau sangat gemar mendalami ilmu syari'at dari berbagai ulama di antaranya adalah Al-Imam Habib All bin Muhammad Al-Habsyi, Syekh Umar bin Mubarok Badubbah, Syekh Umar bin Salim Bawazir dan lain-lain. Setelah tersebar keilmuannya, beliau menjadi qodhi di Mukalla sejak tahun 1351 H (1933 M) sampai tahun 1386 H (1967 M). Syekh Abdullah meninggal dunia pada tahun 1399 H (1979 M) di kota Mukalla setelah memberikan pengabdiannya yang tulus kepada umat Islam
  • Kitab Innarotut tDuja Bitanlwiril Hija Syarah Safinah Naja. Salah satu syarah yang sangat otentik dan terpercaya karena dipenuhi dengan argumentasi dari Al-Qur'an dan hadits. Yang unik, syarah ini ditulis oleh salah satu ulama dari Madzhab Maliki yaitu Syekh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki, seorang ulama yang sangat ahli dalam berbagai ilmu agama, beliau juga sangat ter­pandang dalam bidang ilmu bahasa dan sastra Arab. Beliau dilahirkan di Mekkah tahun 1287 H (870 M) dan meninggal dunia tahun 1368 H (1949 M). Puncak kemasyhurannya adalah ketika beliau diangkat sebagai Mufti Madzhab Maliki di kota suci Mekkah Al-Mu­karromah. Tokoh kita ini juga sangat produktif, koleksi karyanya lebih dari 30 kitab, di antaranya adalah syarah safinah tersebut.
Dari kalangan para ulama ada pula yang tertarik men­jadikan kitab safinah ini dalam bentuk syair-syair yang di­gubah dengan mudah dan indah, tercatat di antara nama-nama mereka adalah:
  1. Sayyid Habib Abdullah bin All bin Hasan AI-Haddad.
  2. Sayyid Habib Muhammad bin Ahmad bin Alawy Baagil.
  3. Kyai Syekh Shiddiq bin Abdullah, Lasem.
  4. Syekh Muharnrnad bin Ali Zakin Bahanan.
  5. Sayyid Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al-Haddad.
Dari tulisan di atas, kiranya kita telah mampu memahami betapa penting kitab safinah ini, untuk menjadi pijakan bagi para pemula dalam mempelajari ilmu agama, sebagaimana namanya, yaitu safinah yang berarti "perahu" dia akan me­nyelamatkan para pecintanya dari gelombang kebodohan dan kesalahan dalam beribadah kepada Allah SWT. Amin.

Inilah 4 Rekomendasi Hasil Munas Nu (al-huda)



Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) sudah menghasilkan beberapa rekomendasi. Rekomendasi-rekomendasi yang terkait dengan berbagai masalah bangsa ini juga sudah diberikan kepada Presiden SBY. Keempat rekomendasi yang ditetapkan pada Senin (17/9) tersebut antara lain;
A. Politik dan Persoalan Korupsi

Upaya-upaya penanggulangan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini belum berjalan dengan baik, karena aparatur yang bertugas untuk itu yaitu kepolisian dan kejaksaan, tidak menunjukkan keseriusan. Ketidakseriusan ini hanya dapat diatasi oleh lembaga yang berada di atas keduanya, yaitu Presiden. Presiden juga harus bertindak tegas terhadap aparat pemerintahan di bawahnya yang terlibat korupsi.

Rekomendasi :

1. Presiden harus segera menggunakan kewenangannya secara penuh dan tanpa tebang pilih atas upaya-upaya penanggulangan korupsi dalam penyelenggaraan pemerintah, utamanya terkait dengan aparat pemerintahan yang terlibat korupsi.

2. Masyarakat agar berkontribusi aktif dalam upaya meruntuhkan budaya korupsi dengan memperkuat sanksi sosial terhadap koruptor, sehingga dapat menimbulkan efek jera dan juga efek pencegahan bagi tindakan korupsi berikutnya.

B.  Persoalan Pajak

Bahwa bagi umat Islam, pungutan yang wajib dibayar berdasarkan perintah langsung dari Al-Quran dan Hadits secara eksplisit adalah zakat. Sedangkan kewajiban membayar pajak hanya berdasarkan perintah yang tidak langsung (implicit) dalam konteks mematuhi penguasa (ulil ‘amri),Penguasa di dalam membelanjakan uang Negara yang diperoleh dari pajak berdasarkan kaidah fikih “tasharruful imam ‘alai ro’iyyah manuutun bil mashlahah al-raiyyah”, mesti mengacu pada tujuan kesejahteraan dan kemanusiaan warga Negara (terutama kaum fakir miskin).

Ketika ternyata bahwa uang negara yang berasal dari pajak tidak dikelola dengan baik atau tidak dibelanjakan sebagaimana mestinya bahkan terbukti banyak dikorupsi, maka muncul pertanyaan: apakah kewajiban membayar pajak oleh warga negara itu masih punya landasan hukum keagamaan yang kuat? Artinya masihkah menjadi wajib membayar pajak tersebut?

Rekomendasi :

1. Pemerintah harus lebih transparan dan bertanggungjawab terkait dengan penerimaan dan pengalokasian uang pajak, serta memastikan tidak ada kebocoran;

2. Pemerintah harus megutamakan kemashlahatan warga negara terutama fakir miskin dalam penggunaan pajak;

3. PBNU perlu mengkaji dan mempertimbangkan mengenai kemungkinan hilangnya kewajiban warga negara membayar pajak ketika pemerintah tidak dapat melaksanakan rekomendasi kedua poin di atas.

C.  International : Innocence of  Muslims

Akhir-akhir ini dengan alasan kebebasan berekspresi, muncul beberapa karya dalam media massa yang dirasakan melecehkan dan menodai simbol-simbol agama Islam. Sebagai reaksi terhadap hal itu, banyak dilakukan tindakan yang tidak terkendali dan merusak. Misalnya film The Innocence of Muslims, kartun Nabi Muhammad, dan novel The Satanic Verses. Hal semacam juga terjadi terhadap agama lain.

Rekomendasi

1. Lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan OKI membuat Konvensi yang mewajibkan semua orang untuk tidak melakukan tindakan yang melecehkan dan atau menodai simbol-simbol yang dihormati agama.

2. Umat Islam agar tidak mudah diprovokasi untuk melakukan tindakan yang tidak terkendali dan destruktif oleh segala bentuk serangan seperti yang dilakukan pembuat film Innocent of  Muslims.

D. Pendidikan : Nilai-nilai Kepesentrenan dalam Kurikulum Pendidikan Karakter

Selama ini salah satu kelebihan yang dikenal dari nilai-nilai pendidikan pesantren adalah kemandirian peserta didik dalam menghadapi kehidupannya. Di sisi yang lain, sistem pendidikan pesantren juga terkenal dengan pendidikan karakter lewat keteladanan yang diberikan oleh kyai dan para guru kepada santri-santrinya. Di pesantren para santri juga dibiasakan hidup sederhana, mencukupkan diri, dengan sedikit bekal untuk belajar, jauh dari berkelebihan.

Rekomendasi

1. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk meninjau ulang pendidikan karakter yang masih lemah dan belum menjadi kesadaran atau internalisasi nilai-nilai, serta belum berorientasi ke masa depan (mutu dan kepribadian unggul) bagi peserta didik, sehingga pendidikan karakter tidak bisa diaplikasikan dengan maksimal.

2. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan juga menanamkan kepada peserta didik karakter yang mulia, baik terkait hubungan dengan manusia (hablu minannas), dengan Allah (hablu minailah), dan dengan alam (hablum minal ‘alam).

3. Nilai-nilai kepesantrenan (kemandirian, keikhlasan, ketawadhu’an, dan hidup sederhana) itu sangat sesuai dengan semangat pasal 31 ayat (3) UUD 1945 tentang pendidikan yaitu iman, taqwa, dan akhlak mulia, oleh karena itu nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai bagian pendidikan karakter dari sistem pendidikan nasional.

4. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi para pendidik dalam menyelenggarakan pendidikan dan menjamin pendidik bisa berperan aktif untuk menjalankan pendidikan karakter.

5. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyempurnakan sistem ujian nasional (UN) agar dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini menghambat tercapainya standar kualitas pendidikan nasional yang diharapkan seperti pelanggaran dan kecurangan.

6. PBNU harus mendorong berkembangnya peraturan-peraturan daerah yang mempertimbangkan tradisi-tradisi lokal keagamaan agar menjadi spirit pendidikan.

nahwu shorof (al-huda)

Sharaf atau dibaca Shorof adalah salah satu nama cabang Ilmu dalam pelajaran Bahasa Arab yang khusus membahas tentang perubahan bentuk kata (Bahasa Arab : kalimat). Perubahan bentuk kata ini dalam prakteknya disebut Tashrif.  Oleh karena itu dinamakan Ilmu Sharaf (perubahan ; berubah), karena Ilmu ini khusus mengenai pembahasan Tashrif (pengubahan; mengubah).
Kailani, 1 :

اِعْلَمْ، اَنَّ التَّصْرِيْفَ فِي اللُّغَةِ: التَّغْيِيْرُ، وَفِي الصَّنَاعَةِ: تَحْوِيْلُ اْلأَصْلِ الْوَاحِدِ إِلَى أَمْثِلَةٍ مُخْتَلِفَةٍ لِمَعَانٍ مَقْصُوْدَةٍ لاَ تَحْصُلُ اِلاَّ بِهَا.

Ketahuilah, bahwasanya yg dinamakan Tashrif menurut Bahasa adalah : pengubahan. Sedangakan menurut Istilah adalah: pengkonversian asal (bentuk) yang satu kepada contoh-contoh (bentuk) yang berbeda-beda, untuk (tujuan menghasilkan) makna-makna yang dimaksud, (yg mana) tidak akan berhasil tujuan makna tersebut kecuali dengan contoh-contoh bentuk yang berbeda-beda itu.

Keterangan :
Asal bentuk kalimat adalah Masdar, ini menurut pendapat Ulama Bashrah. Pendapat ini lebih banyak mendapat dukungan. Sedangkan menurut UlamaKufah, asal bentuk kalimat adalah Fi’il Madhi.

Asal bentuk adalah Masdar, dikonversikan ke sampel-sampel yang lain misalnya : Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’, Fi’il Amar, Fi’il Nahi, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, Isim Zaman, Isim Makan, Isim Alat, Isim Murrah, Isim Hai’ah, Isim Nau’, Isim Tafdhil, Shighat Mubalaghah dan lain-lain. Perubahan ke sampel-sampel tersebut, tujuannya untuk menghasilkan makna yang diinginkan, tanpa mengubah ke sampel-sampel  tersebut maka kita tidak akan berhasil mencapai kepada makna yang kita inginkan.

Contoh:
Asal kalimat adalah Masdar : ضَرْبٌ dibaca : Dhorbun, bermakna : Pukulan.

Dirubah ke sampel Fi’il Madhi menjadi : ضَرَب dibaca : Dhoroba, bermakna: Telah memukul.

Dirubah ke sampel Fi’il Mudhari’ menjadi : يَضْرِبُ dibaca: Yadhribu bermakna : Akan memukul.

Dirubah ke sampel Fi’il Amar menjadi :  اِضْرِبْ dibaca :Idhrib bermakna :  Pukullah!

Dan sebagainya.

Contoh tersebut di atas dikatakan Tashrif, yaitu pengubahan asal bentuk yang satu kepada sampel-sampel bentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang dimaksud.  Demikian pembahasan Definisi Tashrif menurut Bahasa dan Istilah

AL-JAHIL AL MUROKKAB




Sheykhun Nuhaat Abu Hayyan Muhammad Ibn Yusuf Al Ghornathi, Al Andalusi, dalam tafsirnya "Al bahrul Muhith" merangkai dua bait syair yang sangat indah berpesan kepada seorang pencari ilmu untuk sebaiknya memiliki seorang guru yang dapat membimbingnya memahami ilmu-ilmu yg beraneka ragam cabangnya, dan untuk membantu menguraikan masalah-masalah yang sulit dipahami.
Berikut adalah teks syair yang saya kutip langsung dari tafsir beliau;

"Idza rumtal 'uluma bighoiri syaikhin  #  Dlolalta 'anish shirothil mustaqimi

[Ketika kamu mencari ilmu dengan tanpa seorang guru # Niscaya kamu akan tersesat dari jalan yang lurus]

"Wataltabisul umuru 'alaika hatta  #  Tashiro Adlolla min TUMA ALHAKIMI"

[Dan permasalahan-permasalahan menjadi ruwet bagimu sehingga # Kamu akan lebih sesat daripada TUMA AL HAKIM]
 
Di syair itu ada disebut-sebut sebuah nama yaitu "Tuma Al Hakim" siapa sesungguhnya tuma al hakim itu? Dia adalah seorang laki-laki yang mengaku dirinya pandai segala hal, sehingga setiap ada orang yang datang kepadanya diberinyalah sebuah fatwa. Pernah suatu kali ada seorang datang kepadanya meminta resep obat untuk penyakit yang sedang dideritinya, kemudian dicarikannyalah obat yang menurut dia cocok buat mengobati penyakit orang tersebut. Kebetulan dia pernah membaca sebuah artikel yang berisi tentang obat-obatan. Di dalam artikel tersebut dikatakan bahwa "Al habbatus sauda' dawaun min kulli da'in." [Jinten hitam adalah obat dari segala macam penyakit.] Hanya saja karena di artikel tersebut salah cetak, di mana huruf ba' harusnya bertitik satu, tapi di situ bertitik dua, sehingga berbunyi;" Al Hayyatus sauda' dawaun min kulli dain." dan artinya pun berbeda dengan yang pertama, [Ular hitam adalah obat dari segala macam penyakit].
 
Oleh karena dia dalam mencari ilmunya tanpa bimbingan seorang guru, ilmu yang ia dapatkan hanya dari buku-buku bacaan, akibatnya dia salah memberi resep obat kepada orang yang sakit tersebut. Yang seharusnya jinten hitam yang dia kasihkan, malah ular hitam. Akhirnya orang yang sakit tersebut bukanya sembuh, malah mati karena keracunan ular. Begitulah sekilas cerita tentang seorang tumal hakim yang "sok pinter" karena merasa telah memiliki banyak ilmu dari buku-buku yang pernah ia baca, tanpa berguru kepada ahlinya. Akhirnya sesat dan menyesatkan. 
 
Seorang penyair lain juga mengungkapkan kegeramannya kepada orang seperti tuma alhakim ini dengan melantunkan dua bait syair yang mewakili bahasa himar yang dimiliki tuma al hakim, kebetulan tuma al hakim ini memiliki seekor himar yang biasa ia tunggangi ketika bepergian. Berikut ini adalah dua bait syi'ir ungkapan himar tersebut;  

"Qola himarul hakimi tuma *** Lau anshofa dahru lakuntu arkabu"

[Himarnya tuma al hakim berkata *** Seandainya hidup ini boleh jujur, maka akulah yang lebih pantas di atas]

"Liannani jahilun basiithun *** Wa shohibi jahilun murokkabu"

[Karena sesungguhnya aku bodoh yang polos *** Sementara pemilikku ini bodoh yang kuadRAT

rukun khutbah (hilman's blog)

1. Rukun Pertama: Hamdalah

Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz 
alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu

2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau anamushallai ala Muhammad.

Contoh bacaan:

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.

Contoh bacaan:

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.

4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

Contoh bacaan:

فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)

أَمّا بَعْدُ
ammaa ba’du..
Selanjutnya berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.
Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”


……. isi khutbah pertama ………
Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat.
Contoh bacaan:

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Lalu duduk sebentar untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat secara perlahan.
Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua. Dilakukan dengan diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat

Contoh bacaan:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..
Selanjutnya di isi dengan khutbah baik berupa ringkasan, maupun hal-hal terkait dengan tema/isi khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.
……. isi khutbah kedua ………

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar .

ayo berkomunikasi !! (mediaislamnet)


Sobat muda muslim, sejak dulu kita udah diajarkan untuk santun berkomunikasi. Ortu kita di rumah udah sering wanti-wanti agar tutur kata kita juga baik. Selain itu, sopan-santun ketika berbi-cara dan berhadapan dengan orang lain menjadi menu harian kita. Umumnya sih begitu. Meski ada juga ortu dan lingkungan kurang baik dalam mengajarkan anak-anaknya untuk santun berkomunikasi. Misalnya, pernah tuh saya mendengar ada anak yang masih berumur empat tahun tapi sepertinya ungkapan kata-katanya nyontek abis dari film-film preman di televisi. Seperti, “Kubunuh kau!”. Dua kata itu keluar lancar dan fasih dari mulutnya (nggak pake fals segala. Bening.) ketika berantem dengan teman mainnya. Wacks, saya kaget. Begitu ditanya kepada orang dewasa yang ada di situ, dijawab, “Nggak heran, ortunya aja secara tidak langsung ngajarin gitu. Maklum, komunikasi di antara ayah dan ibunya kasar, jadinya anak ngikutin”. Ampuun!
Ngeri banget deh kalo sejak kecil kita udah belajar yang keras dan kasar. Komunikasi yang terekam di benak kita jadinya ya itu tadi, kata-kata kasar dan nggak santun banget. Pernah juga saya mendapati anak usia tiga tahunan yang ngomongnya kasar abis. Kata-katanya yang dikeluarkan nggak santun. Seperti mengucapkan, “Gua pukul lo!”, “Gua hajar lo!”. Lha, itu anak kecil. Masih tiga tahun. Tapi kata-katanya sungguh bikin risih. Maka, saya sendiri sungguh sangat khawatir kalo anak sejak kecil udah seperti itu. Usut punya usut, ternyata ibunya juga kalo berkomunikasi seperti itu. Walah, benar juga pepatah Belanda: Buah apel nggak bakalan jatuh jauh dari pohonnya (**kecuali pohon apelnya pinggir sungai dan ketika buahnya jatuh kebawa palid alias hanyut di sungai hehehe..)
Memang, anak kecil itu belajar berkomunikasi dari apa yang dilihatnya di lapangan saat main atau saat ngobrol dengan ortunya, plus nonton televisi. Kalo yang ditontonnya baik, insya Allah kebawa baik. Kalo yang dia dapati kata-kata yang santun dalam komunikasi dengan temannya atau ortunya, maka insya Allah itu pula yang keluar. Soalnya, saya merasakan betul gimana ‘cerewetnya’ ibu saya dalam mengingatkan supaya saya bertutur kata yang santun. Pernah suatu ketika saya ngomong istilah kasar dalam bahasa Sunda, langsung dipelototin sambil bilang kalo itu nggak baik. Kalo itu nggak sopan. Karena sering mendapati informasi seperti itu. Diajarkan dan diingatkan, maka alhamdulillah kebawa memorinya sampe sekarang.
Begitu pun dalam bergaul dengan teman-teman, pasti diminta supaya omongan saya tuh yang baik dan sopan-santun. Nggak boleh kasar. Meski cukup mengekang, tetapi ternyata itu memang cukup bagus dalam mengajari saya. Itu sebabnya, saya juga sering merasa khawatir kalo anak-anak saya komunikasinya kurang santun atau malah nggak santun. Memang susah untuk menjaga terus menerus. Paling-paling yang kami lakukan adalah dengan memberikan pengertian. Kami ajak ngobrol anak-anak dengan bahasa yang baik. Kalo kebetulan terkontaminasi karena udah gaul di luar bareng temen-temennya, kami coba perhatikan dan cek tutur katanya dalam komunikasi. Jika ada yang nggak santun, langsung diperingatkan. Terus dan terus. Supaya ada pembanding baginya. Sebab, kalo dibiarkan, anak-anak akan merasa bahwa hal itu boleh. Alhamdulillah, sampai saat ini (dan semoga seterusnya), jika anak-anak kami menyampaikan kata-kata yang kurang santun, setelah kami tatap matanya dan sambil bilang bahwa itu nggak boleh, biasanya anak-anak langsung mengubah kata-katanya dengan kata-kata yang santun yang kami ajarkan.
Sobat gaulislam yang keren, ini sekadar contoh bahwa santun berkomunikasi itu harus diajarkan sejak kecil. Gimana pun juga, komunikasi yang baik yang diberikan sejak kecil akan terekam dengan kuat. Insya Allah sampe besar. Sehingga, pas udah gede itu nggak terlalu berat untuk meng-upgrade-nya menjadi lebih baik lagi. Karena udah punya dasar. Umumnya sih begitu.
Oya, santun berkomunikasi ini tentunya sangat diperlukan lagi jika kita sering kontak dengan temen-teman. Apalagi sebagai pengemban dakwah. Tutur kata yang santun itu akan memberikan nilai tambah buat kita. Bahasa tubuh yang menyenangkan saat berkomunikasi dengan lawan bicara juga akan memberikan imej baik buat kita. Sorot mata yang penuh perhatian, senyuman, atau sekadar tulisan saat kirim SMS atau diskusi di mailing list akan memberikan kesan kepada lawan bicara kita bahwa kita santun dalam berkomunikasi dengannya. Bukan tak mungkin kan kalo akhirnya kita dihormati dan disegani. Meski kita secara keilmuan mungkin pas-pasan. Iya kan? Buktikan saja!
Perhatikan tutur kata
Pernah nggak denger obrolan orang yang berkomunikasi di antara mereka dengan kata-kata kasar? Kalo saya sering. Itu sebabnya, saya merasa risih. Misalnya, ada anak SMP, pas di warnet main game online teriak sama temannya, “B*****T! Jangan curang lo!”. Kontan saya kaget. Wah, sungguh komunikasi yang nggak santun. Begitu dipelototin sama pengguna warnet lain dan ditegur, termasuk saya yang posisinya agak jauh dari tempat dia duduk, dia malu-malu sambil berbisik ke teman di sebelahnya. Nggak tahu apa yang dibisik-kannya. Tapi, mungkin karena udah kebiasaan, meski udah ada yang negur beberapa saat kemudian, begitu lagi. Bahkan akhirnya jadi rame karena teman lainnya ikuta ngoceh. Waduh, gimana jadinya kalo remaja muslim kayak gini semua?
Sobat gaulislam rahimakullah, tutur kata kita sangat boleh jadi mencerminkan siapa diri kita. Kalo kamu coba rajin merhatiin bahasa di film-film, ada tokoh antagonis dan ada tokoh protagonis. Kalo tokoh antagonis, pasti kata-kata yang keluar biasanya makian, sumpah serapah, dan kata-kata yang sangat tidak santun (iya, mana ada sih preman bilangnya: “Maaf Mas, kaki saya keinjek” Atau, “Kamu punya uang nggak? Kalo nggak punya uang nggak apa-apa, saya nggak jadi nodong”). Hahaha..lucu kalo preman kayak gitu. Umum-nya preman ya kata-katanya kasar dan sangat tidak santun. Karena sangat boleh jadi merupakan senjata untuk menakuti-nakuti.
Sementara tokoh-tokoh protagonis di film, biasanya menggunakan bahasa yang santun. Tutur kata yang baik dan bagus. Meski lawannya berbicara dengan bahasa yang kasar dan sama sekali tak santun. Iya kan?
Jadi intinya, tutur kata yang kita ucapkan pasti secara nggak langsung akan memberikan penilaian kepada orang lain bahwa kita tuh kepribadiannya nggak jauh beda dengan apa yang kita ucapkan. Terus terang nih, kita pasti menaruh hormat kepada orang yang tutur katanya santun. Karena apa? Karena jelas ia udah menghargai dirinya dengan berkomunikasi secara santun kepada orang lain. Bukan hanya itu, dengan santun berkomunikasi kepada orang lain, itu sama artinya dengan menghargai orang lain yang diajak bicaranya. Ini nilai tambah. Insya Allah lawan bicara akan menaruh hormat kepadanya. Ia akan hati-hati berbicara dengan orang yang santun tutur katanya. Khawatir ia juga akan merasa salah mengucap-kan. Tuh, enak banget kan? Kita bukan hanya dinilai karena menghormati orang lain, tapi orang lain juga akan menghormati kita. Jadi, tolong ya perhatikan tutur kata kita yang baik dan santun saat berkomunikasi karena akan mencerminkan siapa kita di hadapan orang lain.
Itu sebabnya, kayaknya ada benarnya juga apa yang disampaikan Fisher, nama lengkapnya B. Aubrey Fisher, yang menulis buku Interpersonal Communication: apragmatics of Human Relationship, mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, proses intra pribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah ‘diri’ yang hadir dalam situasi antarpribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri kita sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai pandangan orang lain tentang kita (S. Djuarsa Sendjaja Ph.d dkk, Teori Komunikasi. Hlm. 46)
Jadi, ketika kita berkomunikasi dengan orang lain menggunakan kata-kata yang bisa aja kita anggap gaul, maka kita memposisikan diri sebagai orang yang gaul, kemudian dalam waktu yang bersamaan ketika lawan bicara kita nggak tahu apa-apa, maka kita akan memandang dan menilai bahwa orang lain itu nggak gaul, plus lawan kita pasti akan menganggap gaul juga. Iya kan?
Persoalannya sekarang, umumnya orang sangat menyukai sopan-santun. Itu sebabnya, tutur kata yang paling mungkin dirasakan oleh orang lain saat kita berkomunikasi dengannya menjadi penting untuk dilakukan. Supaya memberi kesan positif kepada kita. Apalagi yang akan kita sampaikan adalah dakwah, untuk menyampaikan kebenaran. Iya kan? Gimana jadinya kalo pengemban dakwah tutur katanya nggak nyenengin. Meski yang disampaikan benar, tapi karena caranya kurang santun, tetep aja orang nggak suka. Jadi, supaya kesan pertama aja begitu menggoda (dan ada peluang untuk melanjutkan ke tahap berikutnya dari hubungan tersebut), kita harus belajar untuk bertutur kata yang santun saat berkomunikasi dengan sesama manusia. Oke?
Bener lho. Bukan apa-apa, dengan kita santun dalam berkomunikasi, akan memberi kesan baik pada saat pertama kali bertemu dan berinteraksi dengan kita. Lemah lembut dalam bertutur kata dan bersikap, adalah bagian dari penghias komunikasi kita dengan orang lain. Rasulullah saw. bersabda: “Ya Aisyah, berlaku lembutlah! Sesungguhnya sifat lemah lembut itu dapat menjadi penghias dalam segala hal. Tanpa sifat tersebut, maka segala sesuatu akan mengandung kekurangan.” (Dalam kitab Penjelasan Kitab Sunan Abu Daud, hlm. 69)
Oke deh, mulai sekarang kita santun yuk dalam komunikasi kita dengan siapa pun. Semoga bermanfaat. [dimuat di Buletin Remaja gaulislam, edisi 204/tahun ke-4, 19 September 2011]

Minggu, 25 November 2012

hidup mulia bersama islam (anindita"media islam net")


Apa yang terbayang di benak kamu begitu disodorin kata ‘pedalaman’? Kalo gue sih kebayangnya: Suatu wilayah yang jauh dari kecanggihan teknologi, jauh dari kesejahteraan, dan para penduduknya yang–maaf- masih udik dan primitif, berpakaian pun ala kadarnya. Ada yang rumahnya di pesisir pantai, juga di tengah hutan.
Waduh, kita yang terbiasa belanja di minimarket, nongkrongin angkringan gorengan atau warteg, apalagi yang demen maennya di mal pastinya bakal bingung kalo terdampar di pedalaman kayak gitu. Pastilah bingung karena terbiasa dengan kemudahan fasilitas yang ada di kota. Nah kalo di pedalaman kadang sinyal hp pun ‘kejap ade, kejap tak ade’ (maksudnya timbul tenggelam gitu) bahkan ada yang tenggelam sama sekali! Jangankan mau online, sms-an aja kudu ke kota dulu kali. Lah emang ada listri? Haduh, help help S.O.S deh!
Tragis!
Kalo mikir nasib kita yang terdampar di pedalaman sih nggak abis-abis, Bro n Sis! Tapi coba deh pikirin gimana dengan sodara-sodara kita yang tersebar di pedalaman Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua? *mikir mode on*.  Sudahlah mereka tinggal di pedalaman, tapi apakah mereka udah dipenuhi kesejahteraannya oleh yang mimpin nih negara? Mereka bertahan dengan ‘pakaian adat’ yang alakadarnya dan ini dipertahankan buat melestarikan kebudayaan juga ningkatin pendapatan negara dalam hal pariwisata.
Selain itu, yang pasti, mereka juga masih bernaung di rumah-rumah adat mereka yang belum tentu memenuhi kriteria rumah sehat. Dalam hal pendidikan juga masih banyak masyarakat pedalaman yang belum mengenyamnya.  Padahal, kalo pemerintah meningkatkan fasilitas untuk guru-guru yang ditugaskan mengajar di pedalaman, termasuk fasilitas pendidikan untuk masyarakat pedalaman ditingkatkan, niscaya para guru bisa betah dan masyarakat pedalaman juga nggak ketinggalan informasi dan bisa belajar sebagaimana saudara-saudaranya di perkotaan.
Bro en Sis, itu baru masalah sandang dan pendidikan. Gimana dengan kesehatan, pangan, akses jalanan yang mulus tanpa hambatan, ketersediaan alat transportasi publik yang mumpuni, air bersih, listrik? Ah, gue pikir kalo kehidupan temen-temen di pedalaman serba minimalis kayak gitu terus, itu namanya pemerintah nggak  peduli sama mereka dan jelas tidak berperikemanusiaan.
Mana goal-nya?
Kalo baca tweetnya para inspirator, pasti selalu disebut-sebut yang namanya “GOAL”. Goal sendiri bisa berarti ‘tujuan’.Gue selalu mikir, apakah pemerintah punya goal buat mensejahterakan rakyatnya yang ada di pedalaman sono? Kalo iya, kenapa mereka dipertahankan dalam kondisi mereka yang alakadarnya gitu? Cuma wilayah-wilayah tertentu yang dikasih infrastruktur lengkap. Terus, kalo ada investor mau nambang sumber daya alam di pedalaman selalu dikasih ijin, yang ada justru terjadi bentrok antara penduduk pedalaman dengan pengusaha tambang.
Aset lingkungan yang menjadi tempat tinggal masyarakat pedalaman justru tercemar. Akibatnya, masyarakat yang terbiasa dengan kehidupan alam yang damai, jadi terusik karena alamnya dicemari oleh zat-zat polutan. Kalo tanah pedalaman ditambang, kemana lagi masyarakat pedalaman akan bercocok tanam? Kenapa bukannya masyarakat pedalaman yang diberi fasilitas untuk bertani sehingga memudahkan cara bertani mereka yang masih manual? Ketersediaan air bersih juga masih rawan.  Bagi yang air sungainya masih murni dan jernih, artinya sarana air bersih masih bisa terpenuhi. Tapi gimana dengan yang sudah tercemar dengan polutan bahan tambang atau juga karena wilayah geografisnya termasuk daerah yang sulit air?
Di satu sisi, sektor pariwisata terus mendongkrak pendapatan daerah dengan ‘menjual’ keunikan kehidupan daerah pedalaman. Yang dipertanyakan, kalo pendapatan udah masuk kas daerah terdekat dengan wilayah pedalaman, apakah kebutuhan masyarakat pedalaman terpenuhi? Aduh, pusing gue mikirnya, mau jadi apa negara ini?
Bro en Sis, tapi benang merahnya udah keliatan kok kenapa goal ini nggak tercapai secara merata. Benang merahnya adalah sistem kapitalisme. Waduh mohon maaf ya buat adik-adik yang di SD atau SMP mungkin masih bingung apa itu kapitalisme. Ya, sistem kapitalisme adalah sistem yang berdasarkan kapital atau modal. Banyak orang mengartikan kapitalisme cuma ada di sistem ekonomi, padahal kapitalisme udah mengakar menjadi sistem hidup.
Nah, kalo diterapkan dalam kehidupan berarti sistem yang berdasar atas kekuasaan orang-orang yang paling gede modalnya atau kapitalnya.Kalo menurut Ayn Rand dalam bukunya Capitalism: The Unknown Ideal, kapitalisme diartikan sebagai suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua kepemilikan adalah milik pribadi.
Jadi jangan heran kalo ada pantai pribadi atau malah pulau pribadi. Nggak heran jika kemudian masyarakat pedalaman jadi terusir bahkan teraniaya di wilayahnya, cuma gara-gara tanahnya dibeli ama orang kaya. Jangan heran juga kalo masyarakat pedalaman dipertahankan kondisi aslinya berhubung di sektor pariwisata berpotensi untuk ningkatin pemasukan duit buat daerah dan negara. Toh, dalam kapitalisme apapun yang dianggap baik dan bermanfaat plus menghasilkan duit (meskipun hal itu haram) dan juga merugikan orang lain (baca: nggak peduli yang dijual atau dibeli sebenarnya berstatus milik perseorangan atau umum), it’s ok aja.
Mangunwijaya pun kasih komentar pedes buat kapitalisme dalam eseinya “Mencari Landasan Sendiri”: “…ternyatalah, bahwa sistem liberal kapitalis, biar sudah direvisi, diadaptasi baru dan diperlunak sekalipun, dibolak-balik diargumentasi dengan fasih ilmiah seribu kepala botak, ternyata hanya dapat berfungsi dengan tumbal-tumbal sekian milyar rakyat dina lemah miskin di seluruh dunia, termasuk dan teristimewa Indonesia..”
Hmm..beda banget ya ama Islam. Apa bedanya ? Baca terus artikel gaulislam ini ampe tuntas ya!
Menuju kehidupan mulia
Sobat muda muslim, kita wajib nyadar kalo aturan hidup selain Islam nggak akan pernah bikin tentram. Bener. Mau kapitalisme, sekulerisme, sosialisme, atau komunisme, semuanya cuma bikin rakyat tambah melarat. Firman Allah Swt.:”Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thahaa [20]: 124)
Menurut gue sih, solusi logis dan sesuai syariat adalah dengan menerapkan Islam sebagai ideologi negara. Karena apa? Karena masalah akhlak, masalah ekonomi, masalah kekacauan sosial, pendidikan, budaya, kesejahteraan rakyat, hukum, pemerintahan dan sebagainya insya Allah akan beres kalo diterapkan Islam sebagai ideologi negara. Menurut Muhammad Muhammad Ismail dalam bukunya, Al-Fikr al-Islâmi (hlm. 9–11), yang disebut dengan mabda’ (ideologi) adalah akidah/keyakinan yang digali dari proses berpikir, yang kemudian melahirkan sistem atau aturan-aturan (‘aqîdah ‘aqliyyah yanbatsiqu ‘anhâ nizhâm). Menurut definisi ini, sebuah akidah/keyakinan disebut sebagai mabda’ (ideologi) jika memiliki dua syarat: (1) bersifat ‘aqliyyah; (2) memiliki sistem/aturan. Catet ye!
Tanpa Islam, kehidupan kita akan sengsara seperti sekarang, ketika kita berada dalam naungan kapitalisme. Firman Allah Swt.:”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS al-Maaidah [5]: 50)
So, kalo mau menuju kehidupan yang mulia, ya cuma bersama Islam. Bukan dengan ideologi lain. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Perkara ini (Islam) akan merebak di segenap penjuru yang ditem­bus malam dan siang. Allah tidak akan mem­biarkan satu rumah pun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya se­hingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran” (HR Ibnu Hibban)
Bro en Sis, dalam soal futuhat alias penaklukan negeri-negeri yang dilakukan kekhilafahan Islam berbeda dengan penjajahan gaya Kapitalisme. Islam di bawah kekuasaan Khilafah Islam disebar ke wilayah-wilayah di luar Arab sebenarnya dalam rangka membebaskan dan memuliakan manusia agar mereka dapat kehidupan layak.
Beda dengan penjajah, mereka datang untuk menguasai apa yang berharga di wilayah jajahan mereka. Kalo bahasa kerennya sekarang, penjajah ada yang pake pola softpower ada yang pake hard power.  Soft power biasanya dalam bentuk ide-ide, kalo hard power dalam bentuk kekerasan fisik. Gitu.
Bangkit yuk
Mumpung kamu sekarang masih sekolah, so kenapa nggak pancangkan cita-cita saat ini juga untuk memuliakan hidup umat manusia bareng Islam? Fokuskan belajar dan ibadah juga aktivitas ngaji Islam kamu, jangan lupa sungkem ama ortu supaya ilmu yang dipelajari bisa berguna dalam kehidupan ini demi kemuliaan umat manusia di bawah naungan syariat Islam.
Terus, jangan lupa bikin Dream Book untuk memacu perwujudan mimpi-mimpimu, supaya dari tahun ke tahun rencana arah perjalanan hidupmu yang jadi pilihanmu udah tersusun rapi. So, Guys! Di tangan kalian insya Alloh, nantinya masyarakat pedalaman akan eksis dengan kemuliaan mereka sebagai manusia ciptaan Alloh Swt karena keberhasilan futuhat Islam yang telah kalian wujudkan (tulis di Dream Book ya !) Amin ya rabbal’alamin. [dimuat di Buletin Remaja gaulislam, edisi 190/tahun ke-4, 13 Juni 2011]